Dan dari grafik di atas juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi satunting di satu kecamatan yaitu kecamatan Wara Timur yang masih mengalami kenaikan stunting di tahun 2024.
Dari dari di atas menunjukkan faktor determinan terbesar yang menjadi pencetus terjadinya stunting di Kota Palopo adalah adanya kebiasaan merokok yaitu sebanyak 84 rumah tangga yang keluarganya merokok, dengan kasus tertinggi berada di Kecamatan Wara Timur yaitu sebanyak 26 orang.
Faktor determinan terbesar kedua adalah masih terdapatnya riwayat ibu hamil yang menderita Kurang Energi kronik (KEK) sebanyak 19 orang, dan yang tertinggi ada di Kecamatan Wara sebanyak 4 orang. Faktor determinan yang ketiga adalah kepemilikan jamban sehat dimana masih ada keluarga yang tidak memiliki jamban sehat yaitu sebanyak 14 keluarga yang terbanyak berada di kecamatan Wara Timur dengan jumlah 6 keluarga.
Faktor determinan lainnya adalah adanya penyakit penyerta pada balita yaitu sebanyak 6 orang, serta masih adanya keluarga yang bermasalah dalam hal ketersediaan air bersih sebanyak 5 keluarga stunting yang ada di wilayah kecamatan Telluwanua, Kecamatan Wara Timur dan Kecamatan Bara, untuk infeksi kecacingan pada balita ada 4 orang, dan untuk kepemilikan JKN pada keluarga stunting ada 2 keluarga yang tidak memiliki kartu JKN disebabkan keluarga tidak memiliki surat nikah.
Berdasarkan hasil analisis stunting di tiga tahun terakhir menunjukkan adanya penurunan prevalensi stunting di kota Palopo. Dan berdasarkan data EPPGBM dimana pada bulan Agustus 2023 stunting sebanyak 228 balita turun menjadi 108 pada bulan Agustus 2024, kemudian pada bulan November 2024 turun lagi menjadi 106 orang (Eppgbm, November 2024).
Faktor determinan yang sangat mempengaruhi kejadian stunting di kota Palopo adalah perilaku merokok, riwayat ibu hamil KEK, Anemia dan Kepemilikan Jamban Sehat dan penyakit penyerta. Dimana pada saat ini kebiasaan merokok bukan hanya masalah orang dewasa namun juga marak di kalangan anak dan remaja. Dengan memperhatikan hal tersebut maka di harapkan regulasi dan edukasi di masyarakat. Adanya peran dan dukungan serta koordinasi dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Dinas P2KB serta dinas terkait lainnya sangat diharapkan.
Pemerintah Kota Palopo telah melakukan beberapa intervensi dalam percepatan penurunan stunting baik intervensi spesifik maupun intervensi sensitif, salah satunya dengan adanya program Bapak dan Bunda Asuh dengan Pemberian Makan Tambahan berbasis pangan lokal yang diadakan di beberapa bulan terakhir. Melakukan rujukan balita stunting dari puskesmas ke dokter spesialis anak, dan pemberian susu PKMK. Dan diharapkan adanya koordinasi dan dukungan dari berbagai pihak di luar pemerintah untuk berkonvergensi/terpadu dalam mempercepat penurunan stunting
Kepala Dinas Kesehatan Kota Palopo berharap kedepannya lagi bisa membantu anak–anak yang mengalami resiko stunting, agar bisa mewujudkan Kota Palopo bebas stunting atau zero stunting di tahun 2025. (*)