Tidak hanya faktor perilaku politisi dan parpol, kemunduran demokrasi Indonesia juga dipengaruhi faktor masyarakat yang terlalu percaya kepada seorang manusia yang memimpin.
“Jadi selama 10 tahun itu percaya kepada orang namun tertipu semua. Karena itu, ke depan kita harus membangun sistem bukan behavior dari satu orang,” kata Didik.
“Karena demokrasi dimainkan semau gue, peraturan, karena itu sekarang dikenal bukan rule of law, tapi rule by law. Jadi hukum ditekuk-tekuk, dilipat-lipat, seolah-olah tidak melanggar, karena mendapat persetujuan dari mayoritas publik. Jadi publik yang menjadi pendorong kemunduran demokrasi,” ujarnya.
Didik menilai orang-orang hingga kelompok yang ingin membangun demokrasi lebih sehat dan rasional justru sulit bahkan tidak mendapatkan suara dan tempat.
“Jadi inilah yang mendorong kemunduran demokrasi. Sementara kelompok intelektual yang ingin membangun demokrasi dengan rasional, elegan, bagus, modern, itu tidak mendapat suara dan tempat,” katanya.
(jon)