“Dunia kerja saat ini menuntut lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan akademis tetapi juga keterampilan praktis, soft skills, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan,”ujar Dyah Aryani Perwitasari .
“Hal ini memicu kebutuhan akan kurikulum yang dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja dan mampu berkontribusi secara efektif dalam masyarakat. Pendekatan OBE memungkinkan institusi pendidikan untuk merancang program studi yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar kerja dan tuntutan global,”terangnya.
Menurut Dyah Aryani Perwitasari Pemerintah di berbagai negara, termasuk Indonesia, telah mendorong implementasi kurikulum berbasis OBE untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi. Selain itu, banyak lembaga akreditasi dan organisasi internasional yang menetapkan standar dan kriteria yang mengharuskan institusi pendidikan untuk mengadopsi pendekatan OBE.
” Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa lulusan memiliki kompetensi yang diakui secara global dan dapat bersaing di pasar internasional. Dengan fokus pada hasil belajar yang spesifik, OBE memungkinkan pengembangan metode pengajaran dan evaluasi yang lebih efektif,”jelasnya
“Pendekatan ini akan mendorong penggunaan berbagai strategi pembelajaran yang aktif dan kolaboratif, seperti problem-based learning, project-based learning, dan pembelajaran berbasis simulasi. Hal ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa tetapi juga memperkaya pengalaman belajar mereka,” tutupnya.
Untuk diketahui Outcome Based Education (OBE) merupakan metode pembelajaran yang memiliki fokus pada luaran atau capaian pembelajaran. OBE adalah proses pendidikan yang berfokus pada mencapai hasil capaian yang ditentukan (pengetahuan, kemampuan dan perilaku yang berorientasi pada hasil).Sementara Kurikulum OBE sendiri merupakan kurikulum yang berfokus pada pencapaian pembelajaran dimana pendidikan tidak hanya berpusat pada materi yang harus diselesaikan namun juga outcome. Secara sederhana, kurikulum ini menekankan pada keberlanjutan proses pembelajaran secara inovatif, efektif, serta interaktif. Sehingga anak didik dapat mengembangkan keterampilan baru yang mempersiapkan mereka di level lebih global.(Ian)